Senin, 19 November 2012

Cara Mengetahui Kesehatan Jantung Kita

Penyakit kardiovaskuler atau yang banyak orang sebut penyakit jantung ini masih menempati peringkat teratas penyebab kematian di Indonesia. Pada masa sekarang ini usia pengidap penyakit jantung koroner pun semakin muda, hal ini dipicu oleh gaya hidup masyarakat modern yang semakin kurang menyehatkan. Itulah sebabnya, sebaiknya anda rutin memeriksakan kesehatan jantung anda, baik melalui rangkaian medical check up, atau dengan sederhana memeriksanya sendiri dirumah. Yang perlu diperhatikan adalah jangan menyepelekan gejala-gejala samar maupun kecil yang terjadi, karena awal dari serangan jantung adalah kurang memperhatikan gejala-gejala kecil yang terjadi pada tubuh anda sendiri.

Jika tidak memungkinkan untuk memerikakan diri anda ke Rumah sakit anda dapat melakukan beberapa tes sederhana yang cukup efektif untuk mengantisipasi adanya kardiovaskuler atau penyakit jantung. Anda tidak memerlukan peralatan kedokteran khusus untuk memeriksa kesehatan jantung Anda sendiri. Cek dari beberapa hal berikut ini.

1. Lingkar pinggang
Lingkar pinggang yang makin lebar bukan hanya menimbulkan lemak yang menggelambir di sekitar perut. Perempuan yang ukuran lingkar pinggangnya lebih dari 88 cm memiliki risiko 79 persen lebih besar mengalami kematian akibat penyebab apapun (termasuk penyakit jantung dan kanker), daripada mereka yang ukuran lingkar pinggangnya 71 cm atau kurang dari itu. Untuk mengukurnya, lingkarkan meteran di sekeliling pinggang pada bagian yang paling lebar (biasanya di area dekat pusar).

Untuk tetap menjaga lingkar perut anda tetap proporsional dan untuk mulai merampingkannya, kunyah tujuh sampai sembilan porsi buah dan sayuran, dan tiga porsi sereal oatmeal setiap hari. Setiap dua minggu, konsumsi juga ikan-ikanan yang kaya omega-3. Usahakan mengkonsumsi 30 gr serat dan sedikitnya 50 gr protein. Hindari konsumsi lemak setiap hari. Jangan lupa olahraga kecil selama satu jam, tiga hari atau lebih dalam seminggu.

2. Detak jantung saat istirahat
Umumnya ukuran detak jantung saat istirahat atau saat tidak melakukan kegiatan berat dan berolahraga bisa menjadi patokan ukuran kebugaran dari tubuh yang baik. Semakin rendah maka akan semakin baik tubuh Anda. Jika ingin tahu kondisi detak jantung Anda, sebelum bangkit dari tempat tidur pagi hari.

Coba gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk menemukan nadi pada pergelangan tangan bagian dalam. Hitung detakannya selama 10 detik, dan kalikan jumlahnya enam kali untuk menemukan detak jantung per menit (bpm, atau beats per minute).

Detak jantung antara 60 – 80 bpm dianggap baik, dalam arti normal. “Orang-orang yang sangat sehat memiliki detak jantung istirahat di bawah 60, dan itu baik. Tetapi detak jantung istirahat di atas 80 dan di bawah 60 bisa menunjukkan masalah kurang minum air putih atau gangguan kesehatan lain seperti anemia. Jika ukuran Anda tidak masuk dalam kedua angka tersebut, dan Anda tergolong cukup sehat dan minum cukup air putih, coba konsultasikan dengan ahli kesehatan.

3. Detak jantung setelah olahraga
Anda juga perlu mengukur pemulihan detak jantung setelah olahraga (heart rate recovery). “Semakin cepat jantung kembali ke denyutnya yang normal setelah latihan, semakin sehat jantung Anda,” papar Cheri Wiggins, MD, dokter di Twin Falls, Idaho.

Jika denyut jantung tidak turun sedikitnya 12 detakan dalam satu menit usai olahraga, Anda menghadapi risiko mengalami gagal jantung, bahkan kematian. Hitung target detak jantung Anda dengan persamaan ini:

(220 – usia) x 0,6 = titik rendah dari target detak jantung
(220 – usia) x 0,8 = titik tinggi dari target detak jantungContoh: jika usia Anda 34 tahun, maka (220 – 34) x 0,6 = 112 untuk titik rendah, dan (22


“Penyakit jantung tidak menyebabkan cuping telinga mengkerut, atau cuping yang mengkerut menyebabkan penyakit jantung. Namun, kondisi tersebut tampaknya menjadi penanda gaya hidup yang tidak sehat,” ungkap Sarah Samaan, MD, ahli kardiologi di Legacy Heart Center di Plano, Texas, dan penulis buku Best Practices for a Healthy Heart.0 – 34) x 0,8 = 149 untuk titik tinggi

Lalu, mulailah berolahraga, dengan berlari atau bersepeda, sampai Anda mencapai titik tersebut (gunakan monitor detak jantung untuk mengukurnya). Kemudian, berhentilah dan langsung hitung denyut nadi. Satu menit setelah Anda berhenti berlatih, hitung kembali denyut nadi Anda. Kurangkan angka kedua dari angka pertama.

Jika angkanya kurang dari 12, target Anda adalah berolahraga sedikitnya 150 menit per minggu, atau lima sesi per 30 menit, dengan latihan aerobik seperti jalan cepat. Tak perlu terlalu ngoyo saat melakukannya. Dalam skala 1 sampai 10, lakukan dengan tingkat intensitas 4 atau 5. Begitu kondisi kardiovaskular Anda semakin baik dan detak jantung setelah olahraga semakin tinggi, tingkatkan durasi dan intensitas latihan Anda.

4. Cuping telinga mengisut
Cuping telinga bagian bawah (yang biasanya ditindik untuk anting) yang sedikit terlipat atau mengkerut, sering disebut-sebut sebagai gejala penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, atau diabetes. Namun, Anda tak perlu langsung memercayainya.

Studi yang lain menemukan korelasi sebesar 80 persen antara lipatan berbentuk diagonal pada telinga pada orang-orang di bawah usia 40 tahun, dengan penyakit arteri koroner.  Lipatan ini tidak akan lenyap, tetapi Anda dapat meminimalkan faktor-faktor risiko penyakit jantung itu sendiri. Untuk itu Anda perlu mengetahui riwayat penyakit jantung di keluarga Anda, menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol. Selain itu berolahraga teratur, makan dengan sehat, dan menghindari stres.

1 komentar: